Bukan Dua Kata Biasa
Kalangan Sendiri

Bukan Dua Kata Biasa

Budhi Marpaung Official Writer
      3166

1 Tesalonika 5:11

"Sebab itu, hendaklah kalian tetap saling mendorong dan saling menguatkan, sama seperti yang kalian sedang lakukan sekarang ini." (BIS 1985)

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu46[/kitab]; [kitab]iitaw4[/kitab]; [kitab]yesay43-44[/kitab]

Sebagian besar dari kita tahu bahwa mengatakan "Aku cinta kamu" (tiga kata sederhana) dapat membuat perbedaan di dalam kehidupan seseorang, termasuk dirimu. Baru-baru ini, ketika mengunjungi sebuah kampus dengan cucu perempuan saya, saya melihat kekuatan dua kata - bukan tiga – di dalam tindakan. Itu adalah kunjungan kuliah terjadwal dengan segala macam kegiatan yang direncanakan untuk para mahasiswa dan keluarga mereka.

Cucu perempuan saya telah dihubungi oleh anggota staf dengan informasi kelulusan atau tidak dirinya di kampus tersebut. Itu bukan surat normal yang diharapkan, tetapi terlihat seperti catatan tulisan tangan. (Saya terkesan karena banyak ucapan terima kasih datang di Internet dan saya sering merasa seni menulis surat kini telah hilang.) Catatan itu tidak hanya memberikan informasi bahwa pihaknya telah menerima aplikasi pendaftaran cucu saya, informasi-informasi seputar apa-apa saja yang harus dipenuhi, tetapi juga menyertakan catatan pribadi untuk cucu perempuan saya. Perempuan itu menulis bahwa dia senang membaca esai yang dibuat oleh cucu perempuan saya. Cucu perempuan pun menjadi sangat senang membaca itu karena dia telah bekerja keras untuk menulis sebuah esai tentang subjek yang bersifat pribadi baginya. Keluarganya menyukai esai, tetapi itu berarti lebih banyak orang yang dia tidak tahu akan menyukainya. Dengan kata lain, kami semua sekeluarga masih berharap-harap cemas karena ketidakpastian tersebut.

Pagi hari dimulai dengan resepsi di rumah presiden universitas. Kami semua berjabat tangan dengannya. Ketika cucu perempuan saya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan perempuan muda ini, dia membaca label nama dan mulai berbincang. Dia mengatakan betapa senangnya dirinya bertemu dengan cucu saya. Perbincangan selesai dan keduanya pun melanjutkan perbincangan dengan orang yang lain. Saat berbincang dengan orang yang lain di tempat tersebut, cucu saya mengeluarkan dua kata sederhana, “Terima kasih.” Ternyata ucapan itu terdengar oleh sang presiden universitas dan membuat wajahnya tersenyum. Dengan segera, perempuan muda ini pun berbalik dan berbicara kembali dengan cucu perempuan saya. Ia pun memberi tahu kepada cucu saya betapa terkesan dirinya mendengar ucapan terima kasih. Dia pun berkomentar bahwa dia tidak sering melihat itu terjadi dan menyatakan bahwa sesungguhnya hal tersebut bagus untuk didengar.


Sang presiden universitas memerhatikan cucu saya bukanlah karena tulisannya yang mengesankan, atau kemampuan akademisnya; tetapi untuk dua kata yang bisa diberikan oleh siapa saja, kapan saja untuk sesuatu yang baik yang dilakukan seseorang untukmu. Itu benar-benar salah satu momen dimana kamu menyadari Tuhan sedang memberi pelajaran yang berharga. Tuhan memberikan kita mulut tetapi kata-kata apa yang ada di lidah kita? Seringkali kita sangat baik di saat menunjukkan kesalahan, tetapi saat mengucapkan terima kasih, apakah kita bersungguh-sungguh menyatakannya? Kedua kata sederhana ini dapat diucapkan kepada siapa pun, termasuk orang asing. Bagaimanapun, sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menjadi baik hati.

"Saudara adalah umat Allah. Allah mengasihi kalian dan memilih kalian untuk menjadi milik-Nya yang khusus. Itulah sebabnya kalian harus menunjukkan belas kasihan, kalian harus baik hati, rendah hati, lemah lembut, dan tahan menderita."  Kolose 3:12 (BIS 1985)

Saya menyarankan agar kita melihat sekeliling dan memerhatikan mereka yang memberkati kita. Berkat berasal dari Tuhan dan kita harus berterima kasih kepada-Nya, tetapi seringkali Ia menggunakan orang lain untuk memberkati kita. Bisakah kita semua mulai mengucapkan dua kata sederhana ini dengan tulus? Dapatkah kita mengucapkannya ketika bahkan keadaannya tidak mendukung? Dua kata sederhana ini sesungguhnya dapat memberkati orang lain bahkan dirimu sendiri. Mereka yang berdiri dekat dengan cucu saya hari itu diberkati ketika dia berbicara kepada mereka. Apakah Tuhan ingin kamu menggunakan dua kata ini untuk memberkati dan mendorong orang lain?

"Sebab itu, hendaklah kalian tetap saling mendorong dan saling menguatkan, sama seperti yang kalian sedang lakukan sekarang ini." 1 Tesalonika 5:11 (BIS 1985)

Baca Juga: Demi Kebaikanmu, Pastikan Satu Hal Ini ada Pada Masa Depanmu!

Sekarang saya ingin mengatakan dari hati saya yang dalam kepada kamu semua, “Terima kasih!”

Hak cipta © Kathy Schultz, digunakan dengan izin.

Mengucapkan Terima Kasih adalah Perbuatan Baik yang Pasti Memberkati Siapa Saja yang Menerimanya.

Ikuti Kami